Memahami UI vs UX Testing (STQA #2)
Memahami UI vs UX Testing (STQA #2)
Rangkuman materi “UI/UX Testing” dari Kelompok 2.
Perbedaan Mendasar UI dan UX Testing
- UI (User Interface) Testing: Berfokus pada tampilan visual antarmuka. Memastikan elemen seperti warna, ikon, layout, dan ukuran tombol tampil dengan benar, konsisten, dan responsif.
- UX (User Experience) Testing: Berfokus pada pengalaman pengguna secara keseluruhan. Menguji apakah pengguna dapat menyelesaikan tujuannya dengan mudah dan tanpa kebingungan.
Fokus UI Testing
- Konsistensi Visual: Memastikan semua halaman memiliki gaya seragam (warna, ikon, font).
- Responsivitas: Memastikan desain tetap nyaman dipakai di berbagai ukuran layar (desktop, tablet, HP).
- Kompatibilitas: Memastikan UI bekerja baik di berbagai browser (Chrome, Firefox) dan OS (Windows, iOS, Android).
Fokus UX Testing
- Alur Kerja (Workflow): Menguji apakah alur kerja (misal: proses checkout) masuk akal dan efisien.
- Kegunaan (Usability): Seberapa mudah dan efektif pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi.
- Aksesibilitas (Accessibility): Memastikan aplikasi dapat digunakan oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas (misal: gangguan penglihatan), dengan mengikuti standar seperti WCAG.
Heuristic Evaluation
Salah satu metode populer dalam UX Testing adalah Heuristic Evaluation, di mana evaluator menilai antarmuka berdasarkan 10 prinsip kegunaan, di antaranya:
- Visibilitas Status Sistem: Pengguna harus tahu apa yang sedang terjadi.
- Kecocokan Sistem dan Dunia Nyata: Gunakan ikon dan bahasa yang familiar.
- Kontrol dan Kebebasan Pengguna: Sediakan “pintu darurat” (Undo/Cancel).
- Konsistensi dan Standar: Elemen yang sama berfungsi sama di semua tempat.
- Pencegahan Kesalahan: Desain harus mencegah pengguna melakukan kesalahan.
This post is licensed under
CC BY 4.0
by the author.
